Semasa kita masih dibangku sekolah kita sudah mengenal apa itu "Moksartham
jagathita ya ca iti Dharma". Moksa dan kebahagiaan
jagatraya adalah tujuan dari pelaksanaan Dharma.
"Benarkah Moksa adalah tujuan akhir dari hidup manusia?" jika benar, mengapa
banyak orang kurang bersungguh-sungguh untuk mencapainya?
Mungkin karena kita tidak bersungguh-sungguh, mungkin hanya karena masih gamang
akan makna atau arti dari moksa.
Dengan demikian ia lebih mengikuti
cara-cara yang ia pikirkan baik atau benar dengan segala alasan dan referensinya.
Bila kita memaknai
'Moksa" adalah tujuan akhir dari hidup ini, maka bisa jadi
(kalau tidak boleh dikatakan, pasti) perjalanan bisa menjadi sangat
panjang dan sangat lama.
Bila kita memaknai
"Moksa' adalah sebagai jalan dari proses terlepasnya segala
ikatan dan beban karma, maka kita akan dapat melihat lebih jelas, apa
yang harus dilakukan dalam hidup ini agar selalu berjalan dan menapak
pada jalan moksa.
Dharma dilakukan, agar
kita bisa melepaskan ikatan dan beban karma. Dharma dalam arti
kewajiban, juga menuntun kita untuk tidak pamrih. Pamrih bagaikan
minyak bagi bara api ikatan karma. Dharma dalam arti kebenaran, maka
seyogyanya, setiap orang belajar untuk mulai menyadari, bahwa
kebenaran yang hakiki hanya berada pada Tuhan Yang Maha Esa , Ida
SangHyang Widhi Wasa. Kitab suci selengkap apapun orang bilang, tentu
tidaklah cukup dapat menampung dan mengungkapkan kebenaran dari Hyang
Widhi. Oleh karenanya, hanya dengan melalui 'Hati' lah seseorang akan
bisa melihat kebenaran yang ada, baik yang ada pada kitab suci, yang
ada dialam ini, maupun yang ada dimanapun.
Mogi Rahayu lan santih